Semakin merebaknya jajanan tidak sehat di lingkungan sekolah membuat 36% anak usia 12 tahun menderita gigi berlubang. Seharusnya melalui penyuluhan sosial anak-anak bisa sedikit terbantu.
"Status kesehatan gigi anak sekolah tidak ada kemajuan bermakna dibanding puluhan tahun lalu. 24 juta anak 0-12 tahun diketahui menderita penyakit mulut," papar Ketua Umum Persatuan Dokter Gigi Indonesia Zaura Rini Anggraeni dalam temu media di Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat.
Zaura mengakui program edukasi kesehatan gigi kepada anak sekolah belum optimal karena adanya perubahan gaya hidup serta pola makan yang cukup drastis yang membuat kesehatan mulut seringkali diabaikan.
"Anak sekarang banyak sekali kesibukan sehingga banyak yang lupa sikat gigi. Dan banyak `snack` (jajanan) yang lebih merusak kesehatan gigi dibanding dulu," kata Zaura.
Survei "Fit for School" yang dilakukan di Jawa Barat pada 2012 lalu menunjukkan bahwa 9 dari 10 anak mengalami karies gigi serta rata-rata tiap anak mengalami gigi berlubang.
Survei itu juga mendapati 76 persen anak mengalami infeksi dalam rongga mulut.
"Jadi ada modernisasi yang tidak diikuti kebiasaan sehat untuk mulut," kata Zaura.
Hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2007 juga menunjukkan bahwa 36,1 persen anak usia 12 tahun menderita gigi berlubang.
Sedangkan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 2001 juga menunjukkan 62,4 penduduk (76,5 persen anak berumur 12 tahun) terganggu pekerjaan/sekolahnya karena sakit gigi selama rata-rata 3,86 hari pertahun.
Kesehatan gigi sangat penting karena merupakan "gerbang" untuk kondisi kesehatan secara umum.
"Kesehatan gigi dapat menyebabkan terjadinya penyakit tidak menular. Kesehatan gigi merupakan faktor resiko terhadap terjadinya kerusakan organ tubuh lainnya termasuk jantung dan paru-paru," ujar Zaura.
Direktur Bina Upaya Kesehatan Dasar (BUKD) Kementerian Kesehatan Dedi Kuswenda mengatakan jaminan kesehatan nasional juga termasuk dalam perawatan kesehatan gigi.
"Ada delapan tindakan yang ditanggung JKN seperti tambal, cabut atau karang gigi. Tapi untuk kosmetik tidak ditanggung," kata Dedi.
Sumber: Antara
0 komentar:
Posting Komentar